Rabu, 19 September 2012

Salah dalam Pergaulan


Pagi yang cerah aku telah berada ditengah keramaian pasar. Ibukku menyuruh aku untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Aku mencari pesanan ibukku. Dari jauh aku melihat sesosok perempuan yang kerepotan membawa belanjaannya dan seorang anak kecil yang mungil digendongnya. Aku melangkah menghampiri perempuan itu dengan maksud membantunya. Semakin jauh aku melangkah,ku lihat jelas wajahnya,aku merasa wajahnya tidak asing lagi. Aku mengingat masa laluku sejenak,ya aku ingat bahwa dia adalah Riska teman SMP ku dulu.

“Riska ya ? (dengan keras ku tanya perempuan itu)”

Dia menengokku dan berkata Ranti.... (dengan terkejut)

Aku membantunya membawa belanjaannya ke tempat parkir. Aku mengawali pembicaraan.

“Bagaimana kabarmu Ris?”

“Seperti yang kamu lihat Ran,aku baik-baik saja. Ini anakku.”

“Kapan kamu nikah Ris ? Kok kamu tidak mengundangku. “

Riska pun menceritakan kejadian dua tahun yang lalu.

“Selepas kita lulus SMP dulu,aku sempat melanjutkan sekolahku,namun hanya beberapa bulan saja. Karena kebodohanku,aku menjadi seperti ini Ran. Sewaktu aku SMA aku sering keluyuran dan juga pulang larut malam bersama kekasihku,bahkan aku pernah tidak pulang. Hingga suatu ketika,aku dan kekasihku melakukan hal yang seharusnya tidak aku lakukan saat itu.”

“Lalu,apakah ibu mu tahu tentang ini ?”

“Awalnya ibuku tidak tahu tapi...beberapa minggu kemudian aku merasa mual,aku kira aku hanya sakit biasa. Ternyata setelah aku ke dokter bersama ibuku....”

“Apa yang terjadi Ris ? “ (penasaran)

“Kata dokter aku hamil Ran,ibuku sangat terkejut dengan ini dan sempat sakit. Hingga akhirnya ibukku meninggal Ran.” (sambil menangis)

“Yang sabar ya Ris. Lalu apakah kekasihmu bertanggung jawab?”

“Aku sudah mencoba menghubunginya,namun selalu tidak bisa,aku putus asa dan memutuskan untuk membesarkan anak yang aku kandung. Tetapi suatu ketika aku bertemu dengan seseorang yang sangat mencintaiku,dia bernama Andi. Tanpa ada rasa kecewa Andi menikahiku dan mengakui anak yang ku kandung itu anaknya.”

“Kenapa kamu tidak mengundangku ke acara pernikahanku Ris ? “

“Maaf Ran aku tidak mengundangmu karena aku malu Ran.”

“Ya sudahlah Ris,kamu tidak perlu menyesali apa yang telah terjadi,biarlah semua itu berlalu.”

Tanpa ku sadari ternyata aku telah sampai di parkiran tempat Riska memarkirkan motornya.

“Besok lagi ya Ran ceritanya,kalau kita ketemu lagi. Terima kasih sudah membantuku membawa belanjaanku.”

“Iya Ris,hati-hati di jalan.”

Riskapun pergi untuk pulang kerumahnya. Aku memperhatikan langkahnya hingga bayangannya hilang di sela tikungan. Akupun mulai melangkahkan kaki untuk kembali berbelanja dan mencari pesanan ibukku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar