Pagi yang cerah aku telah berada
ditengah keramaian pasar. Ibukku menyuruh aku untuk berbelanja kebutuhan
sehari-hari. Aku mencari pesanan ibukku. Dari jauh aku melihat sesosok
perempuan yang kerepotan membawa belanjaannya dan seorang anak kecil yang
mungil digendongnya. Aku melangkah menghampiri perempuan itu dengan maksud
membantunya. Semakin jauh aku melangkah,ku lihat jelas wajahnya,aku merasa
wajahnya tidak asing lagi. Aku mengingat masa laluku sejenak,ya aku ingat bahwa
dia adalah Riska teman SMP ku dulu.
“Riska ya ? (dengan keras ku tanya
perempuan itu)”
Dia menengokku dan berkata
Ranti.... (dengan terkejut)
Aku membantunya membawa
belanjaannya ke tempat parkir. Aku mengawali pembicaraan.
“Bagaimana kabarmu Ris?”
“Seperti yang kamu lihat Ran,aku
baik-baik saja. Ini anakku.”
“Kapan kamu nikah Ris ? Kok kamu
tidak mengundangku. “
Riska pun menceritakan kejadian
dua tahun yang lalu.
“Selepas kita lulus SMP dulu,aku
sempat melanjutkan sekolahku,namun hanya beberapa bulan saja. Karena
kebodohanku,aku menjadi seperti ini Ran. Sewaktu aku SMA aku sering keluyuran
dan juga pulang larut malam bersama kekasihku,bahkan aku pernah tidak pulang.
Hingga suatu ketika,aku dan kekasihku melakukan hal yang seharusnya tidak aku
lakukan saat itu.”
“Lalu,apakah ibu mu tahu tentang
ini ?”
“Awalnya ibuku tidak tahu
tapi...beberapa minggu kemudian aku merasa mual,aku kira aku hanya sakit biasa.
Ternyata setelah aku ke dokter bersama ibuku....”
“Apa yang terjadi Ris ? “
(penasaran)
“Kata dokter aku hamil Ran,ibuku
sangat terkejut dengan ini dan sempat sakit. Hingga akhirnya ibukku meninggal
Ran.” (sambil menangis)
“Yang sabar ya Ris. Lalu apakah
kekasihmu bertanggung jawab?”
“Aku sudah mencoba
menghubunginya,namun selalu tidak bisa,aku putus asa dan memutuskan untuk
membesarkan anak yang aku kandung. Tetapi suatu ketika aku bertemu dengan
seseorang yang sangat mencintaiku,dia bernama Andi. Tanpa ada rasa kecewa Andi
menikahiku dan mengakui anak yang ku kandung itu anaknya.”
“Kenapa kamu tidak mengundangku ke
acara pernikahanku Ris ? “
“Maaf Ran aku tidak mengundangmu
karena aku malu Ran.”
“Ya sudahlah Ris,kamu tidak perlu
menyesali apa yang telah terjadi,biarlah semua itu berlalu.”
Tanpa ku sadari ternyata aku telah
sampai di parkiran tempat Riska memarkirkan motornya.
“Besok lagi ya Ran ceritanya,kalau
kita ketemu lagi. Terima kasih sudah membantuku membawa belanjaanku.”
“Iya Ris,hati-hati di jalan.”
Riskapun pergi untuk pulang
kerumahnya. Aku memperhatikan langkahnya hingga bayangannya hilang di sela
tikungan. Akupun mulai melangkahkan kaki untuk kembali berbelanja dan mencari
pesanan ibukku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar