Minggu, 15 Desember 2013

Sinopsis dan Analisis Cerpen Mbah Danu

A. SINOPSIS Mbah Danu adalah seorang dukun yang sakti dan sangat disegani oleh penduduk, mbah Danu dapat menyembuhkan orang sakit dengan mantra-mantranya, ia dapat juga mengusir roh-roh jahat seperti setan, jin yang sering merasuki orang sakit panas. Dukun ini kemudian dipertemukan dengan orang yang berpendidikan modern yaitu Mr. Salyo, menantu pak Jaksa ( pensiun ), ia tak kenal ilmu ghoib dan hal-hal yang takhayul. Akhirnya mbah Danu tidak mampu mengobati sakit mbok Rah ( pembantu pak jaksa ). Ketika mbok Rah sakit, dipanggilnya dr. Umar Chattab yang melakukan tugasnya secara ilmiah. Menurut diagnosa dr. Umar Chattab mbok Rah mengidap penyakit malaria. Untuk menyembuhkan ia harus makan pil kinine. Ternyata mbok Rah jiwanya tidak tertolong. Orang cenderung menyalahkan menantu pak jaksa yaitu Mr. Salyo, yang mengundang dokter Umar untuk mengobati mbok Rah itu. Tetapi sebenarnya tidaklah begitu, sebab ketika mayat mbok Rah sudah dikuburkan penduduk, ternyata di bawah balai-balai mbok Rah terdapat pil kinine menumpuk. B. ANALISIS -Tema : Kehidupan Sosial -Tahap Alur : a. Permulaan b. pertikaian c. bagian komplikasi d. klimaks e. peleraian f. tahap akhir -Konflik -Latar : Alam,Sosial,Rumah Pak Jaksa, Kamar Pak Jaksa -Tokoh : a. Mbah Danu b. Pak Jaksa c. Mr.Salyo d. Nyonya Salyo e. Dokter Umar Chattab f. Mbok Rah dan Si Nah -Sudut Pandang : Orang Ketiga Serbatahu

Kamis, 31 Oktober 2013

Dikala Senja


Dikala senja ku teringat
Teringat sang pujaan hati
Pujaan yang dikala senja ditelan bumi
Dan datang dikala petang kembali
Dikala senja ku sendiri
Tak ada yang menemani senjaku
Senjaku terasa sepi dan sunyi
Dimana gerangan pujaan hati?
Tak adakah sedikit kerinduan dihatimu
Wahai pujaanku

Duhai pujaanku
Tak bisakah engkau menemani senjaku
Agar terukir pelangi dihatiku
Walau sekejap mata kau temani senjaku

Dikala senja ku termenung
Memikirkanmu yang selalu direnggut senja
Aku rindu engkau pujaanku
Ku rindu engkau dikala senja
 

Jumat, 19 Juli 2013

Cinta karena ALLAH bukan karena Nafsu




Bunyi kentongan telah membuat mimpiku terputus. Rasanya kelopak mata ini berat untuk dibuka, diluar kamarku telah terdengar suara ketukan pintu, itu ibuku yang membangunkanku untuk sahur.

“Sayang, ayo bangun. Sudah waktunya sahur ni nanti keburu imsak.” Kata ibu
“Iya bu,ini juga udah bangun.”jawabku

Meskipun hanya sahur dengan sayur bayam dan tempe goring namun aku tetap mensyukuri nikmat-NYA. Beginilah keadaan keluargaku. Setiap harinya aku dan ibuku berjualan es buah. Berhubung ini bulan ramadhan jadi, kami hanya berjualan disore hari,tapi akhir-akhir ini tak banyak pembeli. Entah apa sebabnya. Tapi ibu selalu bersyukur dengan apa yang diberikan-NYA. Haripun sudah mulai senja, matahari mulai memerah di ufuk barat, namun tak ada satupun pembeli yang dating.

“Bagaimana dagangan kita hari ini nduk?” Tanya ibu
Aku kebingungan menjawab pertanyaan ibu, aku takut sedih hingga meneteskan butiran bening dari mata sayuku.

“Sudah,sudah nduk. Jangan menangis, pasti Allah punya rencana lain dibalik semua ini.” Jelas ibu

Seharian ini aku sama sekali tidak menyentuh handphone. Aku ambil handphone dimeja belajarku. Ada 1 pesan diterima. Itu dari Riko, tepatnya Farellio Riko Albian orang yang sangat berharga untukku. Tapi,seusai aku membaca pesannya, aku merasa semakin sedih.

“Sayang, aku sangat mencintaimu aku bahkan rela berbuat apapun demi kamu tapi…mama aku tidak merestui hubungan kita. Kurasa kita cukup sampai disini.”

Air mata ini tak sanggup aku bendung lagi, mengalir dengan deras. Untung
nggak sampai banjir kamarku.

“Tapi saying, apakah tak ada cara lain agar kita tetap bertahan ?” pesan balasanku

“Aku piker ada saying, kamu harus merelakan kesuciaanmu untukku, hanya itu caranya.” Balasnya

Ternyata Riko semakin gila. Aku terdiam sejenak untuk menjawab pesan itu. Akhirnya setelah beberapa menit aku berfikir aku menemukan jawaban yang tepat.

“Aku memang sangat mencintaimu Rik, dan aku akan lakukan apa saja kecuali apa yang kamu minta barusan, karena hanya orang bodoh yang mau melakukan itu tanpa ada ikatan pernikahan. Kamu tahu, jika kamu benar cinta dan saying tulus dari hati kamu, kamu nggak akan pernah menodai cinta itu. Tapi, sekarang aku menjadi sadar cinta kamu itu bukan karena Allah tetapi karena nafsu padahal yang aku ingin cinta itu karena Allah bukan karena nafsu. Dan aku rasa kita memang harus berpisah. Kita PUTUS !” jelasku panjang lebar.

Satu minggu sudah, aku putus dengan Riko namun belum juga aku bisa melupakan kenangan indah bersamanya. Apalagi ini tanggal 24 Desember, harusnya ini adalah anniversary kami ke satu tahun. Namun aku tak lagi bersamanya, hingga suatu ketika Riko menelfonku dan memintaku untuk menonton INBOX di SCTV. Saat itu bintang tamunya ada Dadali band yang sedang menyanyikan lagu barunya yaitu CLBK. Itu dimanfaatin Riko untuk balikan denganku.

“Ndis aku tahu, aku telah salah sama kamu dan aku udah ngajak kamu melakukan hal gila. Aku minta maaf tapi, aku tak bias menghapusmu dalam hatiku semudah menyobek sebuah kertas kosong. Aku selalu memikirkan apa yang kamu bilang sebelum kita putus dan aku jatuh cinta lagi sama kamu. Kamu mau nggak jadi pensil warna di hatiku, pensil yang selalu mewarnai setiap kejadian-kejadian hidupku ?. Aku pengen kamu jadi kekasihku lagi tapi kalau kamu nggak mau nggak papa kok” tegasnya

Aku melongo kayak orang bego, akhirnya 10 menit kemudian aku menjawab

“Aku selalu memaafkanmu, tapi aku nggak bisa…”

“Kalau itu memang keputusanmu, aku iklas.” Sahutnya kecewa

“Aku belum selesai bicara. Aku nggak bisa menghapus kamu dalam hatiku. Aku mau jadi pacar kamu lagi dan juga jadi pensil dihatimu.”

Aku tak tahu bagaimana perasaanku saat ini, yang jelas aku sangat-sangat bahagia. Kalau jodoh memang takkan kemana.

Kamis, 23 Mei 2013

PERIODISASI SASTRA INDONESIA DAN KARYANYA



Indonesia kaya dengan karya sastra, mulai dari periode Pujangga Lama sampai Angkatan 2000an. Periode-periode sastra Indonesia antara lain :
1.              PUJANGGA LAMA ( abad ke-20 )

Pujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasikan karya sastra Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Karya sastra pada masa pujangga lama didominasi oleh syair, pantun, gurindam, dan hikayat. Di Nusantara budaya melayu klasik mendapat pengaruh Islam yang kuat meliputi sebagian besar negara pantai Sumatra dan Semenanjung Malaya. Hamzah Pansuri adalah yang pertama diantara penulis-penulis angkatan pujangga lama dari Istana Kesultanan Aceh pada abad ke-17 muncul karya klasik selanjutnya yang paling paling terkenal adalah  karya Syamsudin Pasai, Abdul Rauf Singkir dan Nuruddin Ar-raniri.

*       Karya Sastra Pujangga Lama
a.   Hikayat

-        Hikayat Abdullah
-        Hikayat Aceh
-        Hikayat Amir Hamzah
-        Hikayat  Andaken Panurat
-        Hikayat Bayan Budiman
-        Hikayat Hang Tuah
-        Hikayat Iskandar Zulkarnaen
-        Hikayat Kadirun
-        Hikayat Kalia dan Damina
-        Hikayat Masyidullah
-        Hikayat Pandawa Jaya
-        Hikayat Panda Tonderan
-        Hikayat Putri Djohar Munikam
-        Hikayat Sri Rama
-        Hikayat Jenderal Hasan
-        Tasibul Hikayat



b.   Syair
-        Syair Bidasari
-        Syair Ken Tambuhan
-        Syair Raja Mambang Jauhari
-        Syair Raja Siam

c.   Kitab Agama
-        Syarab Al-Asyidiqin (minuman para pecinta) karya Hamzah Pansuri
-        Asrar Al-arifin (rahasia-rahasia gnostik) karya Hamzah Pansuri
-        Nur Ad-duqa’iq (cahaya pada kehalusan-kehalusan) karya Syamsudin Pasai
-        Bustan As-salatin (taman raja-raja) karya Nuruddin Ar-raniri

2.           SASTRA MELAYU LAMA ( 1870-1942 )

Karya sastra yang dihasilkan antara tahun 1870-1942 yang berkembang dilingkungan masyarakat Sumatra seperti “Langkat, Tapanuli, Minangkabau dan Sumatra lainnya”, orang Tionghoa dan masyarakat Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih berbentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat.

*       Karya Sastra Melayu Lama
-        Robinson Crousoe (terjemahan)
-        Lawan-lawan Merah
-        Mengelilingi Bumi Dalam 80 Hari (terjemahan)
-        Grauf de Monte Cristo (terjemahan)
-        Rocambole (terjemahan )
-        Nyai Dasima oleh G.Prancis (Indo)
-        Bung Rampai oleh A.F.Bewali
-        Kisah Perjalanan Nahkoda Bontekoe
-        Kisah Pelayaran ke Pulau Kalimantan
-        Cerita Siti Aisyah oleh H.F.R.Komer (Indo)
-        Cerita Nyonya Kong Hong Nio
-        Nona Leonie
-        Warna Sari Melayu oleh Kat.S.J
-        Cerita Si Conat oleh F.D.J.Pangemanan
-        Cerita Nyai Sarikem

3.            ANGKATAN BALAI PUSTAKA (1920)

Angkatan Balai Pustaka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, diterbitkan oleh “Balai Pustaka”. Prosa ( roman, novel, cerpen, drama ) dan puisi mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam, dan hikayat dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa ini.
Tujuan Balai Pustaka didirikan adalah untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan sastra melayu rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian ( cabul ) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu melayu tinggi, bahasa jawa, dan bahasa sunda.
Nur Sultan Iskandar dapat disebut sebagai raja angkatan balai pustaka karena karya-karya tulisnya pada masa itu. Dilihat dari daerah asal kelahiran para pengarang, dapat dikatakan bahwa novel-novel Indonesia yang terbit pada angkatan ini adalah novel Sumatra dengan Minangkabau sebagai titik pusatnya. Novel Siti Nurbaya dan Salah Asuhan menjadi karya cukup penting, keduanya mengkritik adat istiadat dan tradisi kolot yang membelenggu.

*       Penulis dan Karya Sastra Angkatan Balai Pustaka
1.        Merari Siregar
-   Azab dan Sengsara (1920)
-   Binasa Karena Gadis Priangan (1931)
-   Cinta dan Hawa Nafsu
2.      Marah Roesli
-   Siti Nurbaya (1922)
-   Laihami (1924)
-   Anak dan Kemenakan  (1956)
3.     Muhammad Yamin
-   Tanah Air (1922)
-   Indonesia Tumpah Darahku (1928)
-   Kalau Dewi Tara Sudah Berkata
-   Ken Arok dan Ken Dedes (1934)
4.      Nur Sultan Iskandar
-   Apa Dayaku karena Aku Seorang Perempuan (1923)
-   Cinta yang Membawa Maut (1926)
-   Salah Pilih (1928)
-   Tuba Dibalas Dengan Susu (1933)
-   Hulubalung Raja (1934)
-   Katak Hendak Menjadi Lembu
-   Karena Mentua (1932)
5.     Tulis Sutan Suti
-   Tak Disangka (1923)
-   Sensara Membawa Nikmat (1928)
-   Tak Membalas Guna (1932)
-   Memutuskan Pertalian (1932)
6.     Djamaluddin Adinegoro
-   Dara Muda (1927)
-   Asmara Jaya (1928)
7.      Abdul Muis
-   Salah Asuhan (1928)
-   Pertemuan Djodoh (1933)
8.     Aman Datuk Madjoindo
-   Menebus Dosa (1932)
-   Sicebol Merindukan Bulan (1934)
-   Sampaikan Salmaku Kepadanya (1935)

4.           PUJANGGA BARU

Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik, dan elistik.
Pada masa itu, terbit pula majalah pujangga baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930–1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisjahbana. Karyanya layar terkembang, menjadi salah satu novel yang sering diulas oleh para kritikus sastra Indonesia. Selain Layar Terkembang, pada periode ini novel Tengelamnya Kapal Vander Wijck dan Kalau Tak Untung menjadi karya penting sebelum perang.
Pada masa ini dua kelompok sastrawan Pujangga Baru yaitu :
1.    Kelompok “Seni Untuk Seni” yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah.
2.    Kelompok “Seni Untuk Pembangunan Masyarakat” yang dimotori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane, dan Rustam Effendi.

*       Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru
1.        Sutan Takdir Alisjahbana
-   Dian Tak Kunjung Padam (1932)
-   Tebaran Mega- kumpulan sajak (1935)
-   Layar Terkembang (1936)
2.      Hamka
-   Di Bawah Lindungan Ka’bah (1938)
-   Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1939)
-   Tuan direktur (1950)
-   Di Dalam Lembah Kehidupan (1940)
3.     Armijn Pane
-   Jiwa Berjiwa Gamelan Djiwa- kumpulan sajak (1960)
-   Djinak-djinak Merpati- sandiwara (1950)
-   Kisah Antara Manusia (1953)
4.      Sanusi Pane
-   Pancaran Cinta (1926)
-   Puspa mega (1927)
-   Sandhykala Ning Majapahit (1933)
-   Kertajaya (1932)
5.     Tengku Amir Hamzah
-   Nyanyi Sunyi (1937)
-   Begawat Gita (1933)
-   Setanggi Timur (1939)

5.            ANGKATAN 1945

Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan “45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga Baru yang romantik-idealistik. Karya-karya sastra pada angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan seperti halnya puisi-puisi Chairil Anwar. Sastrawan angkatan “45 memiliki konsep yang diberi judul “Surat Kepercayaan Gelanggang” konsep ini menyatakan bahwa para sastrawan angkatan “45 ingin bebas berkarya sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani. Selain Tiga Menguak Takdir dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma dan Atheis dianggap sebagai karya pembaharuan prosa Indonesia.
*       Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1945
1.        Chairil Anwar
-   Kerikil Tajam (1949)
-   Deru Campur Debu (1949)
2.      Asrul Sani, bersama Rivai Apin dan Chairil Anwar
-   Tiga Menguak Takdir (1950)
3.     Idrus
-   Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma (1948)
-   Aki (1949)
-   Perempuan Dan Kebangsaan
4.      Achdiat K.Mihardja
-   Atheis (1949)
5.     Trisno Sumardjo
-   Kata Hati dan Perbuatan (1952)
6.     Utuy Tatang Sontani
-   Suling (drama) (1948)
-   Tambera (1949)
-   Awal dan Mira – drama satu babak (1962)
7.      Suman Hs
-   Kasih ta’ Terlarai (1961)
-    Mentjari Pentjuri Anak Perawan (1957)
-   Pertjobaan Setia (1940)

6.            ANGKATAN 1950-1960an

Angkatan ’50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah Asuhan H.B. Jassin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi oleh cerita pendek dan kompulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, Sastra.
Pada angkatan ini muncul gerakan komunis di kalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (lekra) yang berkonsep sastra Realisme-Sosialis. Timbulnya perpecahan dan polemik yang berkepanjangan di kalangan sastrawan Indonesia pada awal tahun 1960, menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karna masuk ke dalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya G30S di Indonesia.

*       Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1950-1960an
1.        Pramoedya Ananta Toer
-   Keranji dan Bekasi Jatuh (1947)
-   Bukan Pasar Malam (1951) 
-   Di Tepi Kali Bekasi (1951)
-   Keluarga Gerilya (1951)
-   Mereka Yang Dilumpuhkan (1951) 
-   Cerita Dari Blora (1952)Gadis Pantai (1965)
2.      Nh. Dini
-   Dunia Dunia (1950)
-   Hati Jang Damai (1960)
3.     Sitor Situmorang
-   Dalam Sadjak (1950)
-   Djalan Mutiara: kumpulan tiga sandiwara (1954)
-   Pertempuran dan Saldju di Paris (1956)
-   Surat Kertas Hidjau: kumpulan sadjak (1953)
-   Wadjah Tak Bernama: kumpulan sadjak (1955)
4.      Muchtar Lubis
-   Tak Ada Esok (1950)
-   Jalan Tak Ada Ujung (1952)
-   Tanah Gersang (1964)
-   Si Djamal (1964)
5.     Marius Ramis Dayoh
-   Putra Budiman (1951)
-   Pahlawan Minahasa (1957)
6.     Ajip Rosidi
-   Tahun-tahun Kematian (1955)
-   Di Tengah Keluarga (1956)
-   Sebuah Rumah Untuk Hari Tua (1957)
-   Cari Muatan (1959)
-   Pertemuan Kembali (1961)
7.      Ali Akbar Navis
-   Robohnya Surau Kami- 8 cerita pendek pilihan (1955)
-   Bianglala- kumpulan cerita pendek (1963)
-   Hujan Panas (1964)Kemarau (1967)

7.           ANGKATAN 1966-1970an

Angkatan ini ditandai dengan terbitnya Horison (majalah sastra) pimpinan Muchtar Lubis. Semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra dengan munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd. Penerbitan Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya-karya sastra pada masa ini. Sastrawan pada angkatan 1950-an yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah Montiggo Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rusanto, Goenawan Mohamad, dan Satyagraha Hoerip Soeprobo dan termasuk paus sastra Indonesia H.B. Jassin.
Beberapa sastrawan pada angkatan ini antara lain : Umar Kayam, Ikranegara, Leon Agusta, Arifin C.Noer, Darmanto Jatman, Arif Budiman, Goenawan Muhamad, Budi Darma, Hamsat Rangkuti, Putu Wijaya, Wisran Hadi, Wing Kardjo, Taufik Ismail, DLL.

*       Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1966-1970an
1.        Taufik Ismail
-   Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia
-   Tirani dan Benteng
-   Buku Tamu Musim Perjuangan
-   Sajak Ladang Jagung
-   Kenalkan
-   Saya Hewan
-   Puisi-puisi Langit
2.      Sutardji Calzom Bachri
O
Amuk
Kapak
Abdul Hadi WM
Meditasi (1976)
Potret Panjung Pengunjung Pantai Sanur (1975)
Tergantung Pada Angin (1977)
3.     Abdul Hadi WM
-   Meditasi (1976)
-   Potret Panjung Pengunjung Pantai Sanur (1975)
-   Tergantung Pada Angin (1977)
4.      Supardi Djoko Damono
-   Dukamu Abadi (1969)
-   Mata Pisau (1974)
5.     Goenawan Muhamad
-   Perikesit (1969)
-   Interlude (1971)
-   Potret Seorang Penyair Muda Sebagai Simalin Kundang (1972)
-   Seks, Sastra, dan Kita (180)
6.     Umar Kayam
-   Seribu Kunang-kunang di Manhattan
-   Sri Sumara dan Bawuk
-   Lebaran Di Karet
-   Pada Suatu Saat di Bandar Sangging
-   Kelir Tanpa Batas
-   Para Priyayi
-   Jalan Manikung
7.      Danarto
-   Godlob
-   Adam Makrifat
-   Berhala
8.     Nasjah Djamin
-   Hilanglah Si Anak Hilang (1963)
-   Gairah Untuk Hidup dan Mati (1968)
9.     Putu Wijaya
-   Bila Malam Bertambah Malam (1971)
-   Telegram (1973)   - Pabrik
-   Stasiun (1977)      - Gres dan Bom

8.            ANGKATAN 1980-1990an

Karya sastra Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada angkatan ini tersebar luas di berbagai majalah dan penerbitan umum.
Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an antara lain adalah : Rami Sylado,Yudistria Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Aji Darma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Efendi Tarsyad, Noor Aini Cahaya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie.
Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Huriko, La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang menonjol pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, dimana tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur.
Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya tokoh utama pada novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-kaya pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya.
Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial Lupusnya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih dan berat.
Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita Penulis Wanita yang dikomandoi  Titie Said, antara lain: La Rose, Lastri Fardanhi, Diah Hadaning, Yvonne De Fretes, dan Oka Rusmini.

*       Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980-1990an
1.        Ahmadun Yosi Herfanda
-   Ladang Hijau (1980)
-   Sajak Penari (1990)
-   Sebelum Tertawa Dilarang (1997)
-   Fragmen-fragmen Kekalahan (1997)
-   Sembahyang Rerumputan (1997)
2.      Y.B Mangunwijaya
-   Burung-burung Manyar (1981)
3.     Darman Moenir
-   Bako (1983)
-   Dendang (1988)
4.      Budi Darma
-   Olenka (1983)
-   Rafilus (1988)
5.     Sundhunata
-   Anak Bajang Menggiring Angin (1984)
6.     Arswendo Atmowilito
-   Canting (1986)
7.      Hilman Hariwijaya
-   Lupus – 28 novel (1986-2007)
-   Lupus Kecil – 13 novel (1989-2003)
-   Olga Sepatu Roda (1992)
-   Lupus ABG – 11 novel (1995- 2005)
8.     Dorothea Rosa Herliany
-   Nyanyian Gaduh (1987)
-   Matahari Yang Mengalir (1990)
-   Kepompong Sunyi (1993)
-   Nikah Ilalang (1995)
-   Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999)
9.     Gustaf Rizal
-   Segi Empat Patah Sisi (1990)
-   Segitiga Lepas Kaki (1991)
-   Ben (1992)
-   Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta (1999)
10.  Remy Silado
-   Ca Bau Kan (1999)
-   Kerudung Merah Kirmizi (2002)
11.     Afrizal Malna
-   Tonggak Puisi Indonesia Modern 4 (1987)
-   Yang Berdiam Dalam Mikrofon (1990)
-   Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir (1991)
-   Dinamika Budaya dan Politik (1991)
-   Arsitektur Hujan (1995)
-   Pistol Perdamaian (1996)
-   Kalung Dari Teman(1998)

9.            ANGKATAN REFORMASI

Seiring terjadinya pergeseran kekuasaran politik  dari tangan Soeharto ke BJ Habibie lalu KH Abdulrahman Wahid (Gusdur) dan Megawati Soekarno Putri, muncul wacana tentang “Sastrawan Angkatan Reformasi”. Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel yang bertema sosial-politik, khususnya seputar Reformasi. Di rubik sastra harian Repoblika misalnya, selama berbulan-bulan dibuka rubik sajak-sajak peduli Bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik.
Sastrawan angktan Reformasih merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde Baru. Proses Reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatarbelakangi kelahiran karya-karya sastra, puisi, cerpen dan novel pada masa itu. Bahkan penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial-politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda, Acep zamzam Noer, dan Hartono Beny Hidayat dengan media online: duniasastra.com-nya , juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.

*       Penulis dan Karya Sastra Angkatan Reformasi
1.        Widji Thukul
-   Puisi Pelo
-   Darman

10.         ANGKATAN 2000an

Setelah wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan Reformasih muncul, namun tidak berhasil dikukuhkan karna tidak memiliki juru bicara, Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang lahirnya “Angkatan 2000”. Sebuah buku tebal tentang angkatan 2000 yang disusunnya diterbitkan oleh Gramedia, Jakarta pada tahun 2002. Seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseis, dan kritikus sastra dimasukkan Korrie ke dalam angkatan 2000, termasuk mereka yang sudah mulai menulis sejak 1980-an, seperti Afrizal Malna, Ahmad Yosi Herfanda, dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang muncul pada 1990-an  seperti Ayu Utami, dan Dhorotea Rosa Herliany.

*       Penulis dan Karya Sastra Angkatan 2000an
1.        Ayu Utami
-   Saman (1998)
-   Larung (2001)
2.      Seno Gumira Ajidarma
-   Atas Nama Malam
-   Sepotong Senja Untuk Pacarku
-   Biola Tak Berdawai
3.     Dewi Lestari
-   Supernova 1: Ksatria Putri dan Bintang Jatuh (2001)
-   Supernova 2.1: Akar (2002)
-   Supernova 2.2: Petir (2004)
4.      Raudal Tanjung Banua
-   Pulau Cinta di Peta Buta (2003)
-   Ziarah Bagi Yang Hidup (2004)
-   Perang Tak Berulu (2005)
-   Gugusan Mata Ibu (2005)
5.     Habiburrahman El Shirazy
-   Ayat-ayat Cinta (2004)
-   Di Atas Sajadah Cinta (2004)
-   Ketika Cinta Berbuah Surga (2005)
-   Pudarnya Pesona Cleopatra(2005)
-   Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007)
-   Ketika Cinta Bertasbih 2 (2007)
-   Dalam Mihrab Cinta (2007)
6.     Andrea Hirata
-      Laskar Pelangi (2005)
-      Sang Pemimpi (2006)
-      Edensor (2007)
-      Maryamah Karpov (2008)
-      Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas (2010)
7.      Ahmad Faudi
-   Negeri Lima Menara (2009)
-   Ranah Tiga Warna (2011)
8.     Tosa
-   Lukisan Jiwa (puisi) (2009)
-   Melan Conis (2009)